Uncategorized

Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 1441 H di Rumah: Keluarga Bahagia Dunia Akhirat

Berikutcontoh naskah khutbah Idul Fitri 1441 H di rumah: Keluarga Bahagia Dunia Akhirat. Dalam situasi pandemi Covid 19 yang masih merebak, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakatuntuk mengerjakanshalat Idul Fitri di rumah masing masing. Salat Idul Fitri di rumah bisa dilakukan secara sendiri maupun berjamaahbersama keluarga.

Apabila dilakukan secarasendiri tanpa khutbah, namun jika dilakukan secara berjamaah maka disunahkan dengan khutbah. Allāhu Akbar 9 x. Allāhu Akbar kabīrā wal hamdu li Lāhi katsīrā wa subhānal Lāhi bukrataw washīlā, lā ilāha illal Lāhu wal Lāhu Akbar, Allāhu Akbar wa lil Lāhil hamd. Al Hamdu lil Lāhil ladzī hadānā lihādzā wamā kunnā linahtadiya lau lā an hadānal Lāh, wash shalātu was salāmu ‘ala afdhali khalqil Lāhi sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihi wa shahbihi wa man tabi’a hudāhu ilā yaumin lā yanfa’u malun wa lā banūn illā man atal Lāha biqalbin salīm.

Wa ba’du. Fayā ‘ibādal Lāh ūshīkum wa iyyāya nafsī bitaqwalLāh faqad fāzal muttaqūn. Wa qālal Lāhu Subhānahu wa Ta’ālā, a’ūdzu bil Lāhi minasysyaithānir rajīm: Wa minhum may yaqūlu Rabbanā ātinā fid dunyā hasanatanwwa fil ākhirati hasataw wa qinā ‘adzaban nār.

Wa qāla fi āyatin ukhrā: Walladzīna yaqūlūna Rabbanā hab lanā min azwājinā wa dzurriyyātinā qurrata a’yun waj’alnā lil muttaqīna imāmā. Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar.

Mari kita panjatkan tahmid dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmatNya yang tiada terhingga, sehingga pada hari ini kita masih dapat merayakan Idul Fitri 1441 H, meskipun dalam kondisi yang masih mengharuskan kita untuk terus waspada dan berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan. Shalawat dan salam mari kita mohonkan bagi nabi kita Muhammad saw.: Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad.

Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar. Suasana Idul Fitri tahun ini, bahkan ibadah selama bulan Ramadan yang baru lalu, kita rasakan benar benar berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Pada tahun ini, kita melaksanakan semua ibadah dari rumah bersama keluarga. Sekarang mari kita gali hikmah di balik semua itu, mengapa Allah SWT menguji kita dengan wabah virus corona, makhluk kecil yang membuat kita dan seluruh umat manusia berada dalam situasi dan kondisi serba terbatas.

Tentu saja banyak hikmahnya, tapi yang terpenting di antaranya ialah: Pertama,agar kita tidak sombong. Mari kita bermuhasabah sejenak, kita koreksi diri kita. Barangkali selama ini kita sering bersikap angkuh dan sombong terhadap Allah SWT.

Kita sering mengabaikan perintah Nya dan melanggar larangan Nya, bahkan mungkin berdoa pun kita enggan. Barangkali karena kesombongan itulah Allah SWT memberi kita ujian dengan menghadapkan kita pada makhluk Nya yang amat sangat kecil tetapi mampu memporakporandakan seluruh dunia. Tentang kesombongan ini kita diperingatkan dengan sebuah Hadis Qudsi, yang artinya:

Rasulullah saw bersabda, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Kesombongan itu adalah selendangku, dan keagungan adalah sarungku. Siapa yang mencoba menyamai aku pada salah satu dari keduanya, niscaya aku lemparkan ke dalam neraka. (Hadis Riwayat Abu Daud) Kedua,agar kita menghayati dan menyadari bahwa ajaran Islam itu mudah. Ad Dīnu yusrun. Misalnya, shalat Jumat boleh diganti dengan shalat zuhur, shalat tarawih di masjid diganti dengan shalat tarawih di rumah, dan lain sebagainya.

Moderasi dalam beragama ini diingatkan oleh RasulullahSAW di dalam hadis yang artinya: NabiSAW bersabda: Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak seorang pun berusaha untuk memaksakan dirinya (secara ekstrim) dengan ibadah di luar kemampuannya, kecuali dia akan dikalahkan olehnya (beragamanya itu pada akhirnya akan kembali kepada kemudahan dan moderat). Oleh sebab itu, tetaplah bersikap moderat (dalamberagama), mendekatlah (kepada kesempurnaan jika memang tidak sanggup), berilah kabar gembira (dengan moderasi agama), mintalah tolong dalam menekuni ibadah itu dengan melaksanakannya pada (waktu waktu masih bersemangat, yaitu) pagi, sore, dan akhir malam. (Hadis Riwayat al Bukhari) Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar.

Ketiga, ini yang terpenting ialah agar kita sebagai keluarga berusaha menjadi keluarga yang bahagia dunia akhirat. Suasana yang kita rasakan sekarang hendaknya diartikan sebagai kesempatan yang baik bagi kita untuk berbagi suka dan duka di dalam keluarga. Rasulullah saw bersabda, yang artinya:

Apabila manusia telah meninggal dunia, maka dengan kematiannya itu terputuslah produksi pahalanya, kecuali pada tiga hal berikut ini: sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak saleh yang mendoakannya. (Hadis Riwayat Muslim) Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar. Mari kita bina terus dan pertahankan kebahagiaan keluarga ini bersama sama.

Setiap individu dari kita harus menguatkan rasa cinta kepada keluarga: ayah, ibu, kakak, adik, dan lain lain, semuanya mempunyai peran yang penting dalam membina kebahagiaan keluarga. Sebagaimana sudah kita lakukan kebersamaan itu selama sebulan penuh ibadah di rumah bersama keluarga kita. Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar.

Demikianlah pesan khutbah ini. Selanjutnya, sebelum bermaafmaafan, mari kita berdoa kepada Allah SWT, semoga kita menjadi keluarga yang selalu diliputi kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. A’ūdzu bil Lahi minasy syaithānir rajīm, bismil Lāhir RahmānirRahīm, al Hamdu lil Lāhi Rabbil ‘alamīn.

Ash shalātu was salāmu ‘alā asyrafil anbiyā’i wal mursalīn wa ‘alā ālihi wa shahbihi ajma’īn. Allāhummag fir lil muslimīn wal muslimāt wal mu’minīn walmu’mināt al ahyā’i minhum wal amwāt. Ya Allah, ampunilah kami, dua orang tua kami, kakek nenek kami, dan saudara saudara kami.

Ya Allah, jadikanlah isteri/suami dan keturunan kami orangorang yang memberikan kebahagiaan kepada kami, dan jadikanlah kami pemimpin pemimpin bagi orang orang yang bertakwa. Ya Allah, berilah kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta tetap persatukanlah kami hingga mencapai surga Mu yang kekal abadi. Rabbanā hab lanā min azwājinā wa dzurriyyātinā qurrata a’yun waj’alnā lil muttaqīna imāmā.

Rabbanā ātinā fid dunyā hasanah wa fil ākhirati hasanah wa qinā ‘adzāban nār Wa shallal Lāhu ‘alā nabiyyinā Muhammadin wa ‘alā ālihi wa shahbihi wa bāraka wa sallam. Wal hamdu lil Lāhi Rabbil ‘ālamīn.

Allāhu Akbar 7 x. Allāhu Akbar ‘adada man shāma wa afthar, Allāhu Akbar ‘adada man thalabal ‘afwa mir rabbihi wal ‘itqa minan nār. Allāhu Akbar kabīrā wal hamdu li Lāhi katsīrā wa subhānal Lāhi bukrataw washīlā, lā ilāha illal Lāhu wal Lāhu Akbar, Allāhu Akbar wa lil Lāhil hamd. Al Hamdu lil Lāhi mu’īdil juma’i wal a’yād, rāfi’is sab’isy syidād, wa jāmi’in nāsi liyaumin lā raiba fīhi, innal Lāha lā yukhliful mī’ād. Wa asyhadu an lā ilāha illal Lāh wahdahu lā syarīka lahu wa lā andād

Wa asyhadu anna sayyidanā Muhammadan ‘abduhu wa rasūluhul ladzī syarra’asy syarā’i’a wa sannal a’yād. Allāhumma shalli wa sallim ‘alā ‘abdika wa rasūlika Muhammadin wa ‘alā ālihi wa shahbihil bararatil amjād. Allāhu Akbar Allāhu Akbar, lā ilāha illal Lāhu wal Lāhu Akbar, Allāhu Akbar wa lil Lāhil hamd.

Ammā ba’du, fayā ‘ibādal Lāh ūshīkum wa iyyāya nafsī, bitaqwal Lāh faqad fāzal muttaqūn. Wa’lamū annal Lāha amarakum bi’amrin bada’a fīhi binafsih, wa tsannā bimalā’ikatihil musabbihati biqudsih, wa tsallatsa bikum ayyuhal mu’minūn. Faqāla jalla min qā’ilin ‘alīmā: a’ūdzu bil Lāhi minasy syathānirrajīm: Innal Lāha wa malā’ikatahu yushallūna ‘alan nabiy, yā’ayyuhalladzīna āmanū shallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā.

Allāhumma shalli wa sallim ‘alān nabiyyil karīm, sayyidinā Muhammadin wa ‘alā ālihi wa ashhābihi ajma’īn. Allāhummag fir lil muslimīn wal muslimāt wal mu’minīn walmu’mināt al ahyā’i minhum wal amwāt. Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat serta mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.

Allāhumma nawwir ‘alā ahlil qubūri qubūrahum. Ya Allah, terangilah para ahli kubur di dalam kuburan mereka Allāhumma gfir lil ahyā’i wa yassir lahum umūrahum.

Ya Allah, ampunilah orang orang yang masih hidup dan mudahkanlah bagi mereka segala urusan mereka. Allāhumma tub ‘alat tā’ibīn wa gfir dzunūbal mudznibīn. Waqdhid daina ‘anil madīnīn. Wardha mardhal muslimin. Waktubi shshihhata wal ‘āfiyata was salāmata wat taufīqa walhidāyata lanā wa likāffatil muslimīn. Ya Allah, terimalah taubat orang orang yang bertaubat, dan ampunilah dosa dosa orang orang yang berdosa.

Tunaikanlah hutang hutang orang orang yang berhutang. Ridoilah orangorang sakit dari kaum muslimin. Serta berikanlah kesehatan, keafiatan, keselamatan, taufiq, dan hidayah kepada kami dan kaum muslimin semuanya. Allāhummar fa’ ‘annal galā wal wabā war ribā waz zinā wazzalāzila wal mihan wa sū’il fitan mā zhahara minhā wa mā bathan ‘an badalidnā hādzā khāshshah wa ‘an sā’iri bilādilmuslimīna ‘āmmah yā Rabbal ‘ālamin.

Ya Allah, jauhkanlah dari kami musibah berupa kekurangan pangan, menjalarnya wabah, berkembangnya riba dan zina, terjadinya goncangan goncangan, berbagai ujian dan cobaan yang buruk, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dari negeri kami ini secara khusus dan dari seluruh negeri kaum muslimin pada umumnya, ya Rabbal alamin. Rabbanā ātinā fid dunyā hasanah wa fil ākhirati hasanah wa qinā ‘adzābannār. Ya Rabb, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat serta jagalah kami dari azab neraka.

Wa shallal Lāhu ‘alā nabiyyinā Muhammadin wa ‘alā ālihi wa shahbihi wa bāraka wa sallam Wal hamdu lil Lāhi Rabbil ‘ālamīn.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *